ANATOMI FISIOLOGI SISTEM RESPIRAS Bagian Pembahasan 2
1. Trakea
a. Terdiri dari 15–20
cincin
Cartilago (C - shaped): Menjamin agar jalan
udara
tetap
terbuka .
b. Mulai dari cartilago cricoid (C6) sampai mediastinum
Di
mediastinum setinggi T5 bercabang menjadi
bronchus primarius dextra dan sinistra.
c. Panjang 12
cm dan
diameter 2.5 cm.
d. Fungsi: Menyalurkan udara pernafasan.
2. Bronkus
a. Bronchus
primarius dextra dan sinistra :Keduanya dipisahkan oleh
carina - T5.
b. Bronchus
primarius dextra: Lebih besar dari bronchus primarius sinistra.
3. Alveolus
a. Bagian fungsional paru-paru
b. Bagian terakhir dari perjalanan udara adalah di alveoli. Di sini terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida dari pembuluh darah kapiler dengan udara. Terdapat sekitar 300 juta
alveoli di kedua paru dengan
diameter masing-masing
rata-rata 0,2 milimeter.
4. Paru-Paru
a. Paru kanan dan paru kiri : Dibungkus cavum
pleura kanan dan kiri.
b.
Basis: Bagian inferior paru yang berhubungan dengan diaphragma.
c. Lobus: Bagian paru yang di pisahkan oleh fisura.
5. Surfaktan
a. Diskresi oleh sel-sel Pneu,ocyte atau sel epitel alveolus tipe II, merupakan 10
% dari seluruh permukaan alveoli. Berfungsi menjaga alveolus tidak kolaps.
6. Fisiologi Sistem Respirasi
a. Respirasi Eksternal
1. Ventilasi: pertukaran O2 dan CO2 antara paru-paru dengan udara lingkungan eksternal.
2. Difusi: Pertukaran O2 dan CO2 antara
alveolus dengan pembuluh darah kapiler pulmonal .
3. Transportasi: Pengangkutan O2 dan CO2 oleh pembuluh kapiler ke jaringan dan dari jaringan ke kapiler paru. O2 mayoritas diangkut dalam bentuk HbO2 (oksihemoglobin),
CO2 diangkut dalam bentuk HCO3- (karbonat)
b. Respirasi
Internal (Perfusi)
- Mengacu pada proses metabolisme intrasel (mitokondria).Terjadi pertukaran O2 dan CO2 antarapembuluh darah kapiler sistemik dan sel jaringan.
7. Ventilasi
Efektivitas mekanisme ventilasi paru dipengaruhi oleh beberapa faktor:
- konsentrasi oksigen atmosfer
- kondisi jalan nafas
- Kemampuan complience (mengembang) & recoil (mengempis) paru
- Pengaturan pernapasan oleh sistem saraf pusat (Pons dan medulla
oblongata)
8. DIFUSI
Kecepatan Difusi ditenitukan beberapa hal:
a.Ketebalan Membran
b.Luas Permukaan Membran
Alveolus
c.Perbedaan Tekanan antara Kedua Sisi Membran
9. Perfusi
a. Oksigen ditranspor dalam bentuk gabungan dengan
hemoglobin (HbO2) ke kapiler jaringan dan dilepaskan untuk digunakan sel.
b. Di dalam sel oksigen bereaksi dengan bahan makanan (metabolisme) menghasilkan CO2.
c. CO2 selanjutnya masuk dalam kapiler jaringan ditranspor kembali ke paru-paru dan dibuang lewat nafas
d. FUNGSI
1. Mempertahankan homeostasis
2. Mengatur penyediaan oksigen untuk proses metabolisme sel
3. Eliminasi sisa metabolisme
4. Mengatur keseimbangan asam basa
10. Otot
Bantu Nafas
1. Otot
yang
berkerja
saat
inspirasi
normal
untuk mengembangkan cavum
thorax:
•M.Diafragma, berkontraksi menjadi datar.
•M Intercostalis externa meregangkan costa dan
sternum ke depan
Saat inspirasi
dalam
selain kontraksi kedua otot di atas, ditambah;
•M.Sternocleido Mastoideus.
•M. Scalenus.
2. Pada
saat
ekspirasi
normal berlangsung pasif, terjadi
relaksasi
musculus:
•Diafragma sehingga melengkung ke atas
•Intercostalis eksterna sehingga
sternum kembali ke posisi istirahat
3. Sedang
pada
ekspirasi
kuat
(dalam)
terjadi
konstraksi
:
•M. Intercostalis interna
•M. Rectus abdominalis
•M. Tranversus abdominis
•M. Obligus eksterna
•M. Obligus interna
11. Pusat Pengatur Pernafasan
•Pengendalian dan pengaturan pernapasan dilakukan oleh sistem
persyarafan,
mekanisme
kimia,
dan
mekanisme
non kimia
A.Sistem Persarafan:
- Korteks Cerebri: Berperan dalam pengaturan pernapasan yang
bersifat volunter
- Medulla
oblongata: Terletak pada batang otak, berperan dalam pernapasan automatik atau spontan (pengaturan irama pernafasan dengan mengatur pergerakan otot
bantu nafas)
-Pons: 1. Pusat apneutik (pons bagian bawah) : mengkoordinasi transisi antara inspirasi dan ekspirasi dengan cara mengirimkan rangsangan impuls pada area
inspirasi dan menghambat ekspirasi
2. Pusat pnumotaksis (pons bagian atas)Membatasi durasi inspirasi, tetapi meningkatkan frekuensi respirasi sehingga irama respirasi menjadi halus dan teratur, proses inspirasi dan ekspirasi berjalan secara teratur pula .
B. Kontrol Kimia
Kadar
oksigen, karbon dioksida dan ion hidrogen dalam darah arteri. Perubahan tersebutmenimbulkan perubahan kimia dan menimbulkan respon dari
sensor yang disebut kemoreseptor. Ada 2 jenis kemoreseptor, yaitu kemoreseptor pusat yang
berada di
medulla dan kemoreseptor perifer yang
berada di badan
aorta dan karotid pada sistem arteri.
a.Kemoreseptor pusat, dirangsang oleh peningkatan kadar karbon dioksida dalam darah arteri, cairan serebrospinal peningkatan ion hidrogen dengan merespon peningkatan frekuensi dan kedalaman pernapasan.
b.
Kemoreseptor perifer, reseptor kimia ini peka terhadap perubahan konsentrasi oksigen, karbon dioksida dan ion hidrogen.
C. Kontrol Non Kimia
1. Baroreseptor: berada pada
sinus kortikus, arkus
aorta atrium, ventrikel dan pembuluh darah besar
2. Peningkatan suhu tubuh
3. Hormon Epinephrin
4. Refleks hering-breuer, yaitu refleks hambatan inspirasi dan ekspirasi